1. Pengertian
Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang
diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses
melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Sedangkan mengajar sendiri
memiliki pengertian :
· Upaya
guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang
(siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)
· Menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)
· Suatu
usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan
tingkah laku. (Gagne)
Dan Pembelajaran yang
diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
(KBBI)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukansikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan
baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta
dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyaikonotasi yang
berbeda. (Wikipedia)
Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai
isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta
didik.
Instruction atau pembelajaran adalah
suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal. Gagne
dan Briggs (1979:3)
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat
20)
Istilah
“pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai
arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian
pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa)
dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan
dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer,
sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi
kegiatan secara optimal dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah
usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan
karena adanya usaha.
Dengan
demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang
melibatkan beberapa komponen :
1. Siswa
Seorang
yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru
Seseorang
yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Tujuan
Pernyataan
tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi
Pelajaran
Segala
informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
5. Metode
Cara
yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi
yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6. Media
Bahan
pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
7. Evaluasi
Cara
tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
2.
Teori-Teori Pembelajaran
A. Berhavioristik
Pembelajaran
selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti
yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi
sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru
menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya
diperoleh hasil.
B. Kognitivisme
Pembelajaran
adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman sedangkan
pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat
Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya
menggunakan banyak metode.
C. Humanistic
Dalam
pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan
sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh
(perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh
hasil.
D. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses
pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal
pasti empat unsure utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau
pemodelan, iaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi
(reproduction), dan penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion). Implikasi
daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai
melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian
harus interktif dan menarik
• Demonstasi
guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan
guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang
tinggi.
3. Ciri-ciri
Pembelajaran
Menurut Eggen
& Kauchak (1998) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif,
yaitu:
(1) siswa menjadi
pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
(2) guru
menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
(3) aktivitas-aktivitas
siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
(4) guru
secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam
menganalisis informasi,
(5) orientasi
pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir,
serta
(6) guru
menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya
mengajar guru.
Adapun
ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa sebagai berikut :
· Motivasi
belajar
Motivasi
dapat dikatakan sebagai serangkaina usaha untuk menyediakan kondisi kondisi
tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatau, dan bila ia
tidak suka, maka ia akan berusaha mengelakkan perasaan tidak suka
itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh
di dalam diri seseorang. Adalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang/siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa
(Sardiman, A.M. 1992)
· Bahan
belajar
Yakni
segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu
diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta agar menumbuhkan dorongan
pada diri siswa untuk memecahkannya sehingga kelas menjadi hidup.
· Alat
Bantu belajar
Semua
alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi)) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada
penerima (siswa). Inforamsi yang disampaikan melalui media harus dapat diterima
oleh siswa, dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberaapa alat
indera mereka. Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan
gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya, dan siswa diberi kesempatan untuk
melihat, memegang, meraba, atau mengerjakan sendiri maka memudahkan siswa untuk
mengerti pengajaran tersebut.
· Suasana
belajar
Suasana
yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa adalah apabila terjadi
:
a. Adanya
komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya) yang intim dan
hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara hakiki setara dan dapat
berbuat bersama.
b.Adanya
kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi apabila isi pelajaran
yang disediakan berkesusaian dengan karakteristik siswa.
Kegairahan
dan kegembiraan belajar jug adapat ditimbulkan dari media, selain isis
pelajaran yang disesuaiakan dengan karakteristik siswa, juga didukung oleh
factor intern siswa yang belajar yaitu sehat jasmani, ada minat, perhatian,
motivasi, dan lain sebagainya.
· Kondisi
siswa yang belajar
Mengenai
kondisi siswa, adapat dikemukakan di sini sebagai berikut :
a. Siswa
memilki sifat yang unik, artinya anatara anak yang satu dengan yang lainnya
berbeda.
b. Kesamaan
siwa, yaitu memiliki langkah-langkah perkenbangan, dan memiliki potensi yang
perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.
Kondisi
siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh factor intern dan juga factor luar, yaitu
segala sesuatau yang ada di luar diri siswa, termasuk situasi pembelajaran yang
diciptakan guru. Oleh Karena itu kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada
peranan dan partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominant, tetapi lebih
berperan sebagai fasilitaor, motivator, dan pembimbing.
0 komentar:
Posting Komentar