Sabtu, 21 Desember 2013

Sosiolinguistik



A.            Pengertian Sosiolinguistik
Sosio adalah masyarakat, dan linguistik adalah kajian bahasa. Jadi sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkam dengan kondisi kemasyarakatan [dipelajari oleh ilmu-ilmu sosialkhususnya sosiologi]. Pada awal abad ke-20, De Saussure (1916) telah menyebutkan bahwa bahasa adalah salah satu lembaga kemasyarakatan, yang sama dengan lembaga kemasyarakatan lain, seperti perkawinan, pewarisan harta peninggalan, dan sebagainya.
Pakar lain, Charles Morris, dalam bukunya Sign, Language, and Behaviour (1946) yang membicarakan bahasa sebagai system lambing. Ada tiga macam kajian bahasa berkenaan dengan focus perhatian yang diberikan, yaitu:

a : Semantik, jika perhatian difokuskan pada hubungan antara lambang dengan maknanya.

b : Sintaktik, jika focus perhatian diarahkan pada hubungan lambang

c : Pragmatik , focus perhatian diarahkan pada hubungan antara lambang dengan para penuturnya.

Beberapa Rumusan mengenai Sosiolinguistik:
Kridalaksana (1978:94) , Sosiolinguistik nlazim didevinisiksn sebagai ilmu yang mempelajaari ciri dan berbagai variasi bahasa di dalam masyarakat bahasa.
Nababan (1984 :82) , Perngkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan.
Fishman (1972) , Sosiolinguistics is the study of the caracteristics of language varieties, the carakteristics of their functions,and the characteristics of their speakers as these three constlantly interact, change and change one another within a speech community, ( Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi–fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat.
Sociolinguistyiek is de studie van tall en taalgebruik in de context van maatschapij en kultuur, (Sosiolimguistik adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks social dan kebudayaan. (Rene appel , Gerad Hubert , Greus Meijer 1976:10).
Sociolinguistiek is subdisiplin van de taalkunde , die bestudert welke social faktoren een rol nspelen in het taalgebruik er welke taal spelt in het social verkeer. ( Sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor social yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial. (G,E. Booij , J.G. Kersten, dan H.J Verkuyl 1975:139).
Sosiolinguistcs is the study of language operation, it’s purposeis to investigatehow the convention of the language use relate to other aspects of social behavior. (Sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaannya , dengan tujuan untuk meneliti bagaimana konvevsi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek laindari timgkah laku sosial. (C.Criper dan H.G.Widdowson dalam J.P.B Allen dan S.Piet Corder 1975:156).
Sosiolinguistics is a developing subfield of linguistics which takes speech variation as it’s focus , viewing variation or it social context. Sociolinguistics is concerned with the correlation between such social factors and linguistics variation. ( Sosiolinguistik adalah pengembangan sub bidang yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran , serta mengkajinya dalam suatu konteks social . Sosiolinguistik meneliti korelasi antara factor-faktor social itu dengan variasi bahasa. (Nancy Parrot Hickerson 1980:81).
Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Sosiolimguistik adalah cabang ilmu linguistic yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi , dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan factor-faktor social di dalam suatu masyarakat tutur. Atau lebih secara operasional lagi seperti dikatakan Fishman (1972,1976) , …study of who speak what language to whom and when”.
B.             Ruang Lingkup Sosiolinguistik
Ruang lingkup sosiolinguistik terbagi menjadi dua macam, yaitu Sosiolinguistik Mikro dan Sosiolinguistik Makro. (Abd. Syukur, 1995:43)
1.      Sosiolinguistik Mikro
Yakni ruang lingkup sosiolinguistik yang berhubungan dengan kelompok kecil. Titik pusat pengkajian mikro sosiolinguistik adalah tingkah ujar (speech act) (Sharle, 1965) yang terjadi di dalam kelompok-kelompok primair menurut sosiolog, dan tingkah ujar itu dimodofikasi oleh variabel-variabel seperti status keakraban (intimasi), pertalian keluarga, sikap, dan tujuan antara tiap anggota kelompok. Kebanyakan variabel linguistik digolongkan ke dalam kelompok yang umumnya disebut register (Crystal dan Davi, 1969) dan bukan dalam kelompok dialek, yaitu variabel yang diakibatkan oleh penggunaan bahasa oleh individu dalam situasi tertentu yang diamati, dan bukan pula variasi yang diakibatkan oleh karakteristik yang relatif permanen pada diri si pemakai bahasa seperti umur, pendidikan, kelas sosial dan seterusnya.
2.      Sosiolinguistik Makro
Yakni ruang lingkup sosiolinguistik yang berhubungan dengan masalah prilaku bahasa dan struktur sosial. Kajian intinya adalah: komunikasi antar kelompok, barangkali di dalam konteks satu kelompok masyarakat, misalnya tentang penggunaan bahasa ibu dan bahasa lokal oleh kelompok-kelompok linguistik minoritas.

C.    Tujuan Sosiolinguistik
Sosiolinguistik mempunyai tujuan yang luas dan inter disipliner, yaitu memadukan struktur linguistik dan sosial dalam bentuk teori yang bisa menyatukan linguistik dengan ilmu-ilmu kemanusiaan melalui kajian tentang bentuk bahasa yang dipakai di dalam konteks kehidupan sosial. (Abd. Syukur, 1995:47)
Dari penjelasan diatas, sudah sangat jelas bahwa sosiolinguistik berusaha menyatukan antara linguistik dan sosiologi yang tujuan adalah agar kita dapat menerapkan dan menggunakan bahasa sesuai dengan masyarakat tertentu, dengan ragam bahasa tertentu dan prilaku bahasa.

D.    Manfaat sosiolinguistik
Setiap ilmu pengetahuan pastilah mempunyai manfaat dalam kehidupan real yang kita jalani sehari-hari. Begitu juga dengan sosiolinguistik. Sosiolinguistik mempunyai manfaat yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa adalah alat komunikasi kita sehari-sehari dalam berinteraksi dengan mayarakat di sekeliling kita. Dalam praktek penggunaannya sosiolinguistik mengajarkan kita bagaimana menggunakan bahasa. Ilmu ini menjelaskan bagaimana cara kita menggunakan bahasa dalam dimensi masyarakat atau segi sosial tertentu. Sebagaimana yang dirumuskan oleh Fishman (1967:15) bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak, what language, to whom, when, and to what end”. Dari rumusan ini kita dapat menjabarkan manfaat atau kegunaan dari sosiolinguistik.

E.  Faktor penyebab adanya varitas bahasa
Variasi-variasi seperti yang telah disebutkan diatas tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor antara lain, misalnya, tujuan bertutur, wilayah tutur, topik tuturan, dan gaya penuturan. Penyebab adanya variasi yang disebabkan oleh tujuan bertutur artinya bahwa kontent tuturan tersebut akan disesuaikan dengan apa yang akan dicapai oleh si penutur tersebut. Misalnya tuturan pada konteks berkampanya yang tujuannya untuk menarik simpati massa tentu akan sangat berbeda sekali dengan tuturaan ketika berada dalam situasi di dalam kelas atau perkuliahan. Begitu juga tuturan antara si pembeli dan penjual, tentu mereka akan menggunakan dan/atau memilih kode-kode yang tepat demi tercapainya tujuan tutur masing-masing.
Kemudian faktor variasi ditinjau dari wilayah tutur yaitu dapat dibagi menjadi wilayah tutur yang dibatasi secara geografis dan wilayah tutur secara social. Misalnya, bila dipandang dari segi berbedaan wilayah geografis tentu saja akan berbeda anatara masyarakat tutur yang ada di wilayah pegunungan dan yang berada di wilayah perkotaan. Berbedaan tersebut yang paling menonjol bisa dilihat dari tinggi-rendahnya nada. Termasuk juga dalam perbendaharaan kosakata yang dimiliki oleh kedua kelompok tutur tersebut akan berbeda, karena tentu saja disesuaikan dengan keadaan dan/atau tuntutan alam yang mereka hadapi.
Selanjutnya faktor penyebab terjadinya variasi bahasa bisa juga disebabkan oleh topik tuturan (topic pembicaraan). Misalnya obrolan para guru/dosen tentu saja akan berbeda dengan para politisi dan birokrat. Termasuk pemahaman terhadap kosakata-kosakata yang digunakan tentu saja hanya kelompok tertentu yang bias memahaminya secara baik. Misalnya istilah silabus, RPP, standar kompetensi, dan kompetensi dasar tidak akan pernah kita temukan dalam obrolan-obrolan para politisi lebih-lebih pada kelompok petani dan nelayan.
Terakhir bahwa faktor penyebab terjadinya variasi bahasa dapat disebabkan oleh gaya penuturan. Misalnya gaya penuturan seseorang ketika dia memposisikan diri sebagai presiden/menteri dan ketika dia berada dalam posisi sebagai seorang suami bagi istrinya dan/atau sebagai seorang bapak/kakek bagi anak-anak serta cucunya. Termasuk para ibu-ibu sekalian akan dengan lihai dalam menentukan style/gaya yang pas (matching) ketika berhadapan dengan teman, tetangga, atasan, bawahan, dan terlebih lagi untuk sang suami tercinta.

2 komentar:

Hana Nurdin mengatakan...

Mantappp.... Bermanfaat....

Andiria mengatakan...

Terima kasih yah ^^

Posting Komentar