1.
Interferensi
Interferensi pada
umumnya dianggap sebagai gejala tutur (speech parole), hanya terjadi pada
dwibahasawan dan peristiwanya dianggap sebagai penyimpangan. Interferensi
dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu terjadi karena unsur-unsur serapan
itu sudah ada padanannya dalam bahasa penyerap.
Pada intinya, interferensi adalah penyimpangan
norma bahasa masing-masing yang terjadi di dalam tuturan dwibahasawan
(bilingualisme) sebagai akibat dari pengenalan lebih dari satu bahasa dan
kontak bahasa itu sendiri.
2.
Integrasi
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke empat (2008), integrasi adalah pembauran
hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan menurut Harimurti
Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (2008), Integrasi adalah bilingualisme,
yaitu penggunaan secara sistematis unsure bahasa lain seolah-olah merupakan
bagian dari suatu bahasa sendiri tanpa disadari oleh pemakainya.
Integrasi
terjadi apabila unsur serapan dari suatu bahasa telah dapat menyesuaikan diri
dengan system bahasa penyerapnya, sehingga pemakaiannya telah menjadi umum
karena tidak lagi terasa keasingannya. Integrasi dianggap sebagai”kebiasaan
memakai materi dari suatu bahasa kedalam bahasa yang lain”.Kebiasaan yang telah
menjadi umum seperti itu terjadi karena unsur tersebut telah terserap dalam
waktu yang cukup lama atau belum lama waktu terserapnya tetapi sangat
diperlukan karena belum ada padanannya dalam bahasa yang bersangkutan. Namun
proses penyesuaiannya biasanya tidak terjadi sekaligus. Integrasi dapat terjadi
dalam segala komponen kebahasaan( fonetik, fonemik,morfomik, ataupun semantic).
Misalnya, kata polisi, telepon yang menunjukan adanya integrasi bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia.
Contoh Integrasi
1.
Kadera = kursi (berasal dari bahasa
Portugis)
2.
Success = sukses
3.
Tante = Tante/bibi (berasal dari
bahasa Jerman)
4.
Sirsak = Zuursak
5.
Dongkrak = Domme kracht
6.
Pepaya = Papaya (Inggris)
Contoh integrasi
berdasarkan pedoman umum pembentukan istilah yaitu :
- System = sistem
- Standardisation = standardisasi
- Textile = tekstil
- Maximal = maksimal
- Pencil = pensil
- Computer = komputer
Persamaan Interferensi dan Integrasi
Baik interferensi maupun integrasi merupakan
akibat dari terjadinya kontak bahasa. Kedua peristiwa itu pada hakekatnya
adalah peristiwa pemakaian unsur bahasa yang satu ke dalam unsur bahasa yang
lain yang terjadi dalam diri penutur.
Perbedaan
Interferensi dan Integrasi
Interferensi pada umumnya dianggap sebagai
gejala tutur (speech parole), hanya terjadi pada dwibahasawan dan peristiwanya
dianggap sebagai penyimpangan sedangkan integrasi lebih cenderung sebagai
gejala bahasa (language, langue), dapat terjadi dalam setiap anggota masyarakat
dan peristiwanya tidak terasa lagi sebagai penyimpangan, karena unsur-unsur
serapan itu telah memasyarakat dan diperlakukan seperti sistem bahasa
penyerapnya.
Pada intinya, Interferensi adalah
penyimpangan norma bahasa masing-masing yang terjadi di dalam tuturan
dwibahasawan (bilingualisme) sebagai akibat dari pengenalan lebih dari satu
bahasa dan kontak bahasa itu sendiri. Misalnya, . Interferensi sintaksis pada
kalimat di sini toko laris yang mahal sendiri (kalimat seharusnya: toko laris
adalah toko yang paling mahal di sini). Sedangkan Integrasi merupakan
bahasa dengan unsur-unsur pinjaman dari bahasa asing dipakai dan dianggap bukan
sebagai unsur pinjaman, biasanya unsur pinjaman diterima dan dipakai masyarakat
setelah terjadi penyesuaian tata bunyi atau tata kata dan melalui proses yang
cukup lama. Contoh police dari bahasa Inggris yang telah diintegrasikan oleh
masyarakat Malaysia menjadi polis, kata research juga telah diintegrasikan
menjadi riset.



0 komentar:
Posting Komentar