Kejujuran dan
Kesucian
Elong
yang terkenal mengenai kejujuran dan kesucian adalah: Duwami riala sappo
unganna panasae belo kanuku’e (Duwami riyala sappo lempu’e sibawa paccing’e).
Artinya: Dua yang dijadikan pagar adalah kejujuran dan kesucian. Pagar diri
setiap orang sebenarnya sudah cukup bila ia memiliki keduanya, yaitu dapat
memelihara sifat jujur dan perbuatannya bersih dari noda dan pelanggaran.
Maksud Malempu adalah makkebolai ada tongenge ri alena naiyya sampoengngi ada
tongengnge bellewe. Artinya: jujur itu terdapatnya perkataan yang benar dalam
diri seseorang dan yang merusak kejujuran adalah pekataan dusta, atau sifat
yang suka berkata bohong. Bahkan ada ungkapan yang lain tentang pengharapan
tinggi atas berlangsungnya suasana kejujuran dalam sebuah masyarakat, yaitu:
Tennapodo mannennungeng lempu’e tettong tungke tenri girangkirang. Artinya:
Semoga kekal suasana kejujuran (dalam masyarakat), berdiri dengan kokoh tanpa
ada yang menandinginya.
Harga diri
Mengenai
harga diri dapat kita jumpai elong dalam berikuti ini: Teppadaki makkatenning
paccimang riawa bakkaweng nipa’e (Pada sitarongekki’ siri’, iyaregga ripada
jagai siri’ta). Artinya: Kita harus saling menghargai, saling hormat
menghormati, saling menjaga diri supaya tidak terjadi saling menyakiti dan
saling mengumbar aib. Itulah pokok harga diri manusia yang biasa disebut
sipakatau atau saling memanusiakan. Dengan begitu terjadi keharmonisan hidup di
tengah-tengah masyarakat.
Harga
diri seseorang juga dapat muncul ketika dia dapat membuktikan apa yang ia
katakan. ’Seddie ada na gau’ (satu kata dengan perbuatan) dalam elong biasa
didendangkan: Sagala-sagala tongeng iyapa nasagala tallepi mannessa’e
(Macca-macca tongeng iayapa natentu amaccangenna engkapa maddupa rigau’na). Artinya:
orang itu benar-benar pintar jika ia dapat membuktikan dengan kerja nyata atas
kepintaran atau ilmu yang diketahuinya itu.
Kecerdasan
Salah
satu elong yang sangat berkesan mengenai kecerdasan adalah: Iyaro teppaja
risappa buwaja buluede naunga panasa’e(Iyaro teppaja risappa tau macca
namalempu’). Artinya: Orangyang selalu dicari adalah orang yang cerdas dan
jujur. Ini amat menarik karena mempersandingkan kecerdasan dengan kejujuran,
sebab orang cerdas tapi licik akan sangat berbahaya dan menakutkan. Itulah
sebabnya sehingga ada elong lain yang berbunyi: Mauni buwaja bulu’ nalise’
ampeloi teyawa’ nalureng (Mauni tomacca namaja’ sipa’na teyawa naparenta).
Artinya: Meski orang itu cerdas tapi tidak memilki sifat yang baik maka saya
tidak ingin diperintah atau dituntun olehnya. Jadi kecerdasan harus bersanding
dengan akhlak yang baik baru dapat diterima baik di tengah-tengah masyarakat.
Siapa yang disebut orang cerdas (to macca), yaitu: Tau magello’ akkalengna
de’na napaccaireng, saba sampoenggi akalengge iyanaritu sipa’ paccairengnge.
Artinya: Orang cerdas adalah orang yang bagus akalnya (terarah pemikirannya),
karena yang menutupi akal pikiran manusia adalah sifat suka marah. Jadi, orang
cerdas adalah orang yang memiliki akal pikiran yang baik.
Keberanian
Dalam
elong banyak ungkapan yang membicarakan tentang keberanian, salah satunya:
Wennang pute mappesona eja’e mamminasa bali sipuppureng (Narekko gauk mapaccing
muwa, iyamua ripujie ripugau, waranika mewako siamateng). Artinya: Jika
perbuatanmu adalah perbuatan suci (benar), perbuatan baik, maka aku berani mati
berjuang bersamamu. Jadi, syarat keberanian adalah bersanding dengan kebenaran
dan kesucian perlakuan. Bila tidak maka keberanian itu adalah keberanian yang
buta. Berani karena benar takut karena salah. Salah satu pesan orangtua dulu
adalah: Narekko mateko rilalenna tongengnge, mate risantangikotu mbe (Jika kau
mati dalam mempertahankan kebenaran, maka matimu berada dalam kelezatan [mati
dalam santan]).



0 komentar:
Posting Komentar