A.
Pengertian Logika
Logika berasal dari bahasa Yunani,
yaitu logos yang artinya ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika
merupakan salah satu bagian dan cabang dari filsafat dan merupakan ilmu berpikir
lurus. Selain sebagai ilmu, logika juga dilihat sebagai keterampilan dan seni,
yakni keterampilan yang rasional untuk berpikir lurus, tepat dan teratur yang
diwujudkan dengan tindakan. Adapun ‘pikir’
itu dipengaruhi oleh:
·
Panca indera
·
Akal
·
Pengalaman
·
Bahasa
Pengertian logika menurut para ahli:
Hasbullah
Bakry
Logika adalah ilmu pengetahuan yang
mengatur penitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikirannya
dapat mencapai kebenaran. Logika mempelajari aturan dan cara berpikir.
Ir.
Poedjawijatna
Logika adalah filsafat budi (manusia)
yang mempelajari tehnik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir
dengan semestinya.
N.
Driyakara
Logika adalah ilmu pengetahuan yang
memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran manusia yang menyebabkan pikiran
dapat mencapai kebenaran.
Plato dan Aristoteles merupakan Bapak
Logika. Logika di zaman Yunani, tokoh-tokohnya yaitu: Aristoteles, Theopratus,
Porphyrius.
Logika pada zaman Islam, tokoh-tokohnya
yaitu: Said bin Jakub Al-Dimsyiki, Abu abdillah Al-Khawarizmi, Ahmad Ibnu
Taimiah, Al-Farabi, Ibnu Khaldun, Al-Duwani, Al-Akhdhari, dll.
Logika di Barat, tokoh-tokohnya yaitu:
Petrus Hispanus, Leibniz, Leonhard Euler, John Stuart Mill, George Boole,
Augustus de Morgan, John Venn.
Proses pikir itu diwujudkan dalam
bahasa. Bahasa merupakan simbol pengertian. Bahasa merupakan alat berpikir yang apabila
dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh
kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
Fungsi bahasa:
¡ Fungsi ekspresif.
¡ Fungsi direktif.
¡ Fungsi informatif.
Bahasa yang baik dan benar dalam
praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau
kemampuan dasar dari setiap orang untuk berpikir logis. Sebaliknya, suatu
kemampuan berpikir logis tanpa kemampuan bahasa yang baik, maka ia tidak akan dapat
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
B.
Macam Logika
Logika terbagi
dua, yaitu:
- Logika Alamiah (kodratiah)
-
Logika Ilmiah
Logika Alamiah (kodratiah) sifatnya
spontan (subjektif), dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari, dan didalamnya terdapat
banyak kesalahan dan kesesatan, contohnya seorang pedagang tidak perlu belajar
logika ilmiah untuk maju dibidangnya, sedangkan logika Ilmiah sifatnya
memperhalus akal budi, meluruskan sesuai hukum-hukum logika. Membantu logika
kodratiah, lebih tepat atau teliti, kesesatan dihindari. Pembagian atau
penggolongan merupakan tindakan membagi sesuatu berdasarkan jenis-jenisnya.
C.
Hukum Pembagian
Pembagian mengacu
pada dasar atau alasan yang sama.
Kesulitan
pembagian:
-
Tidak tahu bagian-bagian/pokok-pokok
-
Kurangnya pengetahuan
-
Bentuk antara
Contohnya :
Pembagian
paragraf menurut bentuknya:
-
Narasi
-
Eksposisi
-
Persuasif
-
Deskripsi
-
Argumentasi
D.
Sejarah Logika
1.
Era para Nabi dan Rasul
Penjelasan logika
Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim
sangat menyadari bahwa
Allah menguasai alam semesta. Mereka membutuhkan Tuhan Yang Maha Tahu
dalam setiap detik, siang
dan malam. Tuhan yang tidak
pernah lalai akan kebutuhan mereka.
Benda-benda langit itu
hadir dan diperlukan pada
suatu saat dan tidak
hadir serta tidak berguna pada saat
lainnya. Wujud seperti
itu tidak mempunyai kemampuan
yang diperlukan untuk menjadi tuhan dan
wujud lainnya, untuk
memenuhi kebutuhan dan keperluan mereka. Teori ini
dapat diperluas dalam
bentuk berbagai pernyataan teoritis
dan filosofis. Sejarah
para nabi menunjukkan
bahwa mereka memulai program reformasi
dengan mengundang para
anggota keluarga mereka kepada
jalan yang benar,
kemudian mereka memperluas dakwah itu
kepada orang lain.
2.
Pra Yunani
Heroclitos dengan Metode Bidang (Meyeutis)
·
Heroclitos
è Tidak
ada orang yang ada orang pintar, manusia mempunyai potensi, tinggal dikeluarkan
potensi itu. Semua manusia memiliki potensi seperti bidan yang mengeluarkan
bayi dari rahim perut ibunya. Cara mengeluarkan potensi itu yaitu dengan cara
mewawancarainya dan mengajukan pertanyaan yang dijawab, maka keluar semua
pengetahuannya seperti penerimaan calon pegawai.
Heroclitos adalah seorang filsuf
yang tidak tergolong mazhab apapun. Di dalam tulisan-tulisannya, ia justru
mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh-tokoh terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos, Hesiodos,
Phythagoras, Xenophanes,
dan Hekataios. Meskipun ia berbalik dari ajaran filsafat yang umum
pada zamannya, namun bukan berarti ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh
filsuf-filsuf itu.
Pemikiran Herakleitos yang paling
terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut
Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau
permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di
dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai
uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun
yang tinggal tetap’’. Perubahan yang tidak ada henti-hentinya itu dibayangkan
Herakleitos dengan dua cara:
Pertama, seluruh kenyataan adalah seperti aliran sungai
yang mengalir. "Engkau tidak dapat turun dua kali ke sungai yang
sama," demikian kata Herakleitos. Maksudnya di sini, air sungai selalu
bergerak sehingga tidak pernah seseorang turun di air sungai yang sama dengan
yang sebelumnya.
Kedua, ia menggambarkan seluruh kenyataan dengan api.
Maksud api di sini lain dengan konsep mazhab
Miletos yang
menjadikan air atau udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Bagi
Herakleitos, api bukanlah zat yang dapat menerangkan perubahan-perubahan segala
sesuatu, melainkan melambangkan gerak perubahan itu sendiri. Api
senantiasa mengubah apa saja yang dibakarnya menjadi abu dan asap, namun api
tetaplah api yang sama. Karena itu, api cocok untuk melambangkan
kesatuan dalam perubahan.
Menurut
Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. Meskipun
demikian, di dalam perlawanan tetap terdapat kesatuan. Herakleitos mengutamakan kemampuan indra ,malahan
mengingkari kemampuan budi, apa yang tersentuh lagi oleh indra itu tidak benar.
Budi menurut Herakleitos tak mungkin mencapai kebenaran. Heraklitos mengalami
bahwa dunia ini segala sesuatunya berubah, tidak ada sesuatu yang tetap,
dikatakannya semua dalam keadaan menjadi.
Aristoteles
Membuat buku logika yang berjudul
Organom, isinya ada 6 bab, Bab 1 mengenai Pengertian, Bab 2 mengenai Putusan,
Bab 3 mengenai Silogisme, Bab4 mengenai
Pembuktian, Bab 5 mengenai Metode Berdebak, Bab 6 mengenai Kesalahan Berfikir.
-
Categoriae (pengertian)
-
De interpretatione (putusan)
-
Analytica priora (silogisme)
-
Analytica posteriora (pembuktian)
-
Topica (metode debat)
-
De sophisticis elenchis (kesalahan
pikir)
3.
Kaum Stoa (280-207 SM)
Sekelompok masyarakat pada zaman Yunani Kuno yang berhasil mengembangkan logika menjadi bentuk-bentuk penalaran yang sistimatis. Mereka mengenalkan argumen disjungtif dan hipotesis. Stoicisme merupakan paham yang menganut Stoa. Stoa merupakan kaum yang menguasai Retorika.
Tokoh-tokoh logika Kaum Stoa, yaitu:
·
Chrysippus (280 SM -207 SM), pemimpin Kaum
Stoa ketiga yang terbesar mengembangkan logika menjadi bentuk-bentuk penalaran
yang sistematis.
4.
Abad Pertengahan (5-15 M)
-
Thomas Aquinas (1224-1274 abad
pertengahan)
-
Thomas Aobbes (1588-1679)
-
Thomas Bacun (1214-1292)
-
Jhon Lock (1632-1704)
Teori Tabulasa à bayi lahir itu
seperti kertas putih à pengalaman yang
membuat kertas itu berwarna-warni. Makanya disebut Empiris.
Rene Descartes
Je pense donc je suis, saya pikir saya
ada. Tuhan yang Maha Baik (ide inne), Epistemologi Metafisika, keluasan,
Cogita. Claire et Distinc.
5.
Eropa Modern (XVI-XX)
6.
Logika di Indonesia
E.
Kesalahan Berpikir
Berpikir yang baik harus berpikir yang
logis. Berpikir
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
oleh setiap manusia. Suatu aktivitas pasti berhubungan erat dengan
akal. Akal manusialah yang menjadi salah satu alat menyerap pengetahuan,
menemukan dan membedakan mana yang benar atau salah atau keliru. Namun, manusia
juga mempunyai batas tertentu. Kesalahan
berpikir dapat terjadi pada siapapun juga. Banyak kata yang menyebabkan kita
mudah tergelincir karena banyak kata yang memiliki rasa dan makna yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam logika diberikan aturan-aturan yang
mengatur bagaimana berpenalaran yang benar. Sehingga kita bisa mencegah
kesalahan-kesalahan dalam berpikir, atau paling tidak kita meminimalisir semua
itu, karena kita sebagai manusia bukanlah makhluk yang bisa sempurna, yang tak
lepas dari sebuah kesalahan-kesalahan.
Mencari kesalahan
berpikir :
-
Pengalaman
-
Panca Indera
-
Bahasa
-
Akal
Strategi Menghindari Kesalahan dalam Berpikir à
Untuk menghindari terjadinya sesat pikir tersebut, kita harus dapat
mengupayakan agar setiap kata atau kalimat memiliki makna yang tegas dan jelas.
Untuk itu, kita harus dapat mendefinisikan setiap kata atau term yang
dipergunakan.
F.
Silogisme
Dalam
menarik suatu kesimpulan sering digunakan penalaran yang dinamakan silogisme.
Silogisme adalah suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga
proporsi kategori yakni dua premis dan satu kesimpulan.
Silogisme : harus 3 kalimat dan terdiri dari
S/P/O
Mayor à Semua manusia dapat mati
Minor à Aristoteles adalah manusia
Simpul à Aristoteles dapat mati
o
Pro Causa
o
Non Causa
o
Aksen
A à Semua
manusia dapat mati
E à Aris adalah manusia
E à Aris dapat mati
Ket: A :
positif universal
I :
negatif universal
E : positif partikular
O : negatif partikular (tidak)
Contoh :
A à semua
makhluk dapat mati
A à semua manusia adalah makhluk
A à semua manusia dapat mati
Immanuel Kant (1724-1804)
-
Logika Transedental
-
Logika Metafisika
-
Mangatasi batasan pengalaman
-
Wundt (1832-1920), Dewey (1952),
Baldwin (1934)
-
Logika suatu peristiwa psikologis
G.
Pembagian
(penggolongan) dan Definisi
Pembagian merupakan
kegiatan akal budi yang menguraikan, menggolongkan dan menyusun
pengertian-pengertian dan barang-barang tertentu.
Syarat pembagian:
1.
Harus lengkap mencakup seluruh bagian.
Jika dijumlah hasil tidak kurang, tidak lebih dari kesatuan yang dibagi.
2.
Sungguh-sungguh membagi, bagian yang
satu tidak boleh memuat yang lain.
3.
Pembagian harus memiliki dasar yang
sama.
4.
Harus sesuai dengan tujuan yang mau
dicapai.
Kesulitan-kesulitan pembagian:
1.
Benar-benar belum tentu benar
keseluruhan.
2.
Salah bagian, belum tentu salah
keseluruhan.
3.
Ragu apa dan siapa masuk bagian.
4.
Kecenderungan jalan pintas yang
merupakan bentuk-bentuk antara.
H.
Diskusi Kelas
·
Logika Aristoteles :
-
Konsep/definisi
-
Proposisi
-
Silogisme
·
Pembagian Term :
-
Signifikansi Term atas makna
-
Term khusus dan umum
-
Term bersahaja dan komposit
-
Term dilihat sebagai sesuatu yang
berdiri sendiri
-
Perbandingan jumlah term dan jumlah
makna
·
Lima Term Umum
-
Genus
-
Species
-
Diferentia
-
Proprium
-
Ak Siden
·
Pengaruh Logika Aristoteles di dunia
Islam
1.
Sejarah masuknya logika Aristoteles ke
dunia Islam
2.
Para filosof muslim yang terpengaruh
oleh logika Aristoteles
·
Kritik Ibn Taimiyah terhadap Logika
dana para folosof
1.
Kritik terhadap konsep/definisi
2.
Kritik terhadap proposisi
3.
Kritik terhadap silogisme
4.
Kritik terhadap para filosof Muslim
·
Kritik Ibn Taimiyah dalam analisis
komparatif
1.
Antara Aristoteles dan Ibn Taimiyah
2.
Antara para filosof muslim dan Ibn
Taimiyah
3.
Implikasi terhadap Epistemologi
Logika
Penting dan Tidak Penting
Logika itu penting karena setiap kita
melakukan sesuatu pasti sudah terpikirkan atau terkonsep dulu di kepala kita
dan hal-hal yang harus dan pasti masuk akal karena manusia merupakan makhluk
Tuhan yang berbeda dengan makhluk lainnya dan juga manusia berbeda dengan
binatang yang hanya menggunakan instinnya atau nurani yang tidak memiliki akal.
Tanpa logika, manusia tidak dapat berpikir lurus dan tidak mampu menguraikan pemikirannya secara
cermat sehingga tidak akan didapatkan kebenaran dan pengertian yang ingin
dicapai. Logika itu sangat penting, karena kehidupan kita ini nyata yang bisa
dilihat dan didengar. Pemikiran yang logis akan menciptakan kedamaian dan
ketentraman. Logika tentu juga sangat penting karena dalam filsafat manusia
memiliki hal tersebut merupakan salah satu ciri dari manusia itu sendiri, tapi ingat,
harus diikuti dengan perasaan juga.



0 komentar:
Posting Komentar