1.
Menurut Harimurti
Kridalaksana, wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dan merupakan
satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dalam hierarki gramatikal. (1983:179 dalam Sumarlam, 2009:5).
2.
Henry Guntur Tarigan (1987:27) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang paling
lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi
yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan dapat
disampaikan secara lisan atau tertulis.
3.
James Deese dalam karyanya Thought into Speech: the Psychology of a Language (1984:72,
sebagaimana dikutip ulang oleh Sumarlam, 2009:6) menyatakan bahwa wacana adalah
seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa
kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca. Kohesi atau kepaduan itu
sendiri harus muncul dari isi wacana, tetapi banyak sekali rasa kepaduan yang
dirasakan oleh penyimak atau pembaca harus muncul dari cara pengutaraan, yaitu
pengutaraan wacana itu.
4.
Fatimah Djajasudarma (1994:1) mengemukakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan,
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, membentuk satu
kesatuan, proposisi sebagai isi konsep yang masih kasar yang akan melahirkan
pernyataan (statement) dalam bentuk kalimat atau wacana.
5.
Hasan Alwi, dkk (2000:41) menjelaskan pengertian wacana sebagai rentetan
kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara
kalimat-kalimat itu. Dengan demikian sebuah rentetan kalimat tidak
dapat disebut wacana jika tidak ada keserasian makna. Sebaliknya,
rentetan kalimat membentuk wacana karena dari rentetan tersebut terbentuk makna
yang serasi.
6.
I.G.N. Oka dan Suparno (1994:31) menyebutkan wacana adalah satuan bahasa yang membawa amanat yang
lengkap.
7.
Sumarlam, dkk (2009:15) menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa wacana adalah satuan
bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah,
khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat,
dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk
bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari segi makna)
bersifat koheren, terpadu.
8.
Menurut Crystal, dalam bidang
linguistik, wacana berarti rangkaian sinambung kalimat yang lebih luas daripada
kalimat, sedangkan dari sudut psikolinguistik, wacana merupakan suatu proses
dinamis pengungkapan dan pemahaman yang mengatur orang dalam interaksi
kebahasaan.
9.
Kinneavy mengungkapkan bahwa wacana adalah teks yang
lengkap yang disampaikan baik cara lisan maupun tulisan yang tersusun oleh
kalimat yang berkaitan.
10.
Wahab mendefinisikan wacana sebagai organisasi
bahasa yang lebih luas dari kalimat atau klausa.
11.
Edmonson mengungkapkan bahwa wacana adalah suatu
periatiwa terstruktur yang diwujudkan di dalam perilaku linguistik atau yang
lainnya.
12.
Longacre mengemukakan bahwa wacana merupakan suatu
rentetan kalimat yang membentuk suatu pengertian yang serasi, baik dalam
pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya.
13.
Van Dijk memandang bahwa wacana merupakan konstruksi
teoretis yang abstrak, yang kemudian terlaksana melalui teks.
14.
Bambang Hartono mendefinisikan
wacana sebagai berikut, wacana adalah satuan kebahasaan yang unsurnya
terlengkap, tersusun oleh kata, frase, kalimat atau kalimat-kalimat, baik lisan
maupun tulis yang membentuk suatu pengertian serasi dan terpadu, baik dalam
pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya.
15.
Aminuddin, Wacana adalah kesuluruhan unsur-unsur yang
membangun perwujudan paparan bahasa dalam peristiwa komunikasi.Wujud konkretnya
dapat berupa tuturan lisan maupun teks tulis. Lebih lanjut, ia menyatakan ruang
lingkup analisis wacana selain merujuk pada wujud objektif paparan bahasa
berupa teks, juga berkaitan dengan dunia acuan, konteks, dan aspek pragmatik
yang ada pada penutur maupun penanggap.
16.
Abdul Chaer, Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap,
sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terbesar.Wacana dikatakan lengkap karena di dalamnya terdapat konsep, gagasan,
pikiran atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana
tulis) atau oleh pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun.Wacana
dikatakan tertinggi atau terbesar karena wacana dibentuk dari kalimat atau
kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan
lainnya (kohesi dan koherensi).Kekohesian adalah keserasian hhubungan antar
unsur yang ada. Wacana yang kohesif bisa menciptakan wacana yang koheren
(wacana yang baik dan benar)
Kesimpulan:
Jadi, analisis wacana merupakan suatu
ilmu yang membahas satuan bahasa yang terbentuk yang didalamnya memiliki makna,
ide, konsep yang disampaikan secara lisan maupun tulisan atau tertulis.



0 komentar:
Posting Komentar